DAMPAK GLOBALISASI PADA GENERASI MUDA DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR

DAMPAK GLOBALISASI PADA GENERASI MUDA DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA







Disusun Oleh :

IRVAN TAUFIK ARIFIANTO (13315464)
KELAS : 1TA03
FAKULTAS : TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA yang senantiasa memberikan kemudahan dalam meyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak luput bantuan dari beberapa pihak juga yaitu saya berterimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan, kepada dosen saya Bapak Emilianshah Banowo selaku dosen “Ilmu Sosial Dasar” yang telah memberikan motivasi dan kesempatan kepada saya untuk mengerjakan makalah ini. Adapun makalah ini berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan tema dan judul makalah ini yaitu “Dampak Globalisasi Pada Generasi Muda Dalam Bidang Sosial Budaya”. Harapan kami,makalah dapat memberi tuntunan konsep yang praktis bagi mereka, baik praktisi maupun teman-teman mahasiswa dalam memahami tentang vektor,  kami menyadari ini maupun cara penyampaian makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami siap mengembangkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Depok, 12 November 2015

            Penulis




DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                                                                 i
Daftar Isi                                                                                                                                         ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                               1
1.1     Latar Belakang                                                                                                                          1
1.2     Rumusan masalah                                                                                                                      2
1.3     Tujuan                                                                                                                                        2
1.4     Metode penelitian                                                                                                                      2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                                3
2.1 Pengertian Globalisasi                                                                                                                3
2.2  Faktor Penyebab Terjadinya Globalisasi                                                                       4
2.3 Dampak Positif Globalisasi Pada Generasi Muda Dalam Bidang Sosial Budaya                      5
2.4 Dampak Negatif Globalisasi Pada Generasi Muda Dalam Bidang Sosial Budaya                    6
BAB III PENUTUP                                                                                                                       11
3.1 Kesimpulan                                                                                                                               11
3.2 Saran                                                                                                                                         11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                    12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Globalisasi di masa reformasi ini dirasa sangat kental. Ia masuk ke dalam setiap bagian dalam negara, misalnya ekonomi, pendidikan,Iptek, sosial budaya dan lain lain. Bahkan semua orang dapat merasakan efek dan pengaruh yang dibawa globalisasi. Indonesia sebagai negara berkembang juga turut merasakan dan mengalami globalisasi. Semua masyarakat Indonesia pun ikut menjadi bagian dari terjadinya globalisasi. Globalisasi dan kemajuan IPTEK memiliki banyak pengaruh positif yang sangat membantu indonesia dalam proses berjalannya pemerintahan, perekonomian, hubungan luar negeri dan lain lain. Namun selain pengaruh positif, globalisasi juga memiliki banyak dampak negatif kepada masyarakat indonesia, khusunya bagi para generasi muda.
 Globalisasi membuat dan membantu SDM Indonesia menjadi lebih baik dari segi pengetahuan, tapi Tidak sedikit nilai sosial budaya pada generasi muda Indonesia tergerus disebabkan karena mereka tidak mampu menyesuaikan diri dan tidak mampu menyaring mana hal yang baik dan hal buruk dari adanya globalisasi dan kemajuan IPTEK. Generasi muda sebagai penerus bangsa seharusnya mampu berpikir realitistis dan mampu menyaring mana hal baik dan hal buruk terutama dalam bidang sosial budaya. Karena dari sosial budaya lah tercerminkan kepribadian bangsa ini.
Dewasa ini, kebudayaan yang ada di lingkungan kita semakin tergeser akibat dari globalisasi dan kemajuan iptek seperti masuknya budaya barat. Dengan masuknya budaya barat sedikit demi sedikit kondisi sosial dan budaya masyarakat Indonesia cenderung menurun karena tidak sesuainya antara budaya barat dan budaya timur seperti Indonesia.
Oleh sebab itu saya mengangkat judul dalam makalah ini Dampak Globalisasi Pada Generasi Muda Dalam Bidang Sosial Budaya.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa pengertian globalisasi?
B. Apa faktor penyebab terjadinya globalisasi?
C. Apa dampak positif globalisasi pada generasi muda dalam bidang sosial budaya?
D. Apa dampak negatif globalisasi pada generasi muda dalam bidang sosial budaya?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca tahu tentang pentingnya dampak globalisasi dalam bidang sosial budaya Indonesia.

 1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini dengan membaca dari beberapa artikel dan dari beberapa media yang dapat membantu menganalisis masalah yang muncul dari dampak globalisasi dalam bidang sosial budaya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Istilah globalisasi diambil dari kata globalize yang mengacu pada kemunculan jaringan sistem sosial dan ekonomi berskala internasional. Istilah ini pertama kali digunakan sebagai kata benda dalam sebuah tulisan berjudul Towards New Education; kata 'globalisasi' di sini menunjukkan pandangan pengalaman manusia secara menyeluruh di bidang pendidikan. Istilah serupa, corporate giants (raksasa perusahaan), dicetuskan oleh Charles Taze Russell pada tahun 1897 untuk menyebut perusahaan-perusahaan besar nasional pada waktu itu. Tahun 1960-an, kedua istilah tadi mulai dijadikan sinonim oleh para ekonom dan ilmuwan sosial lainnya. Ekonom Theodore Levitt diakui secara luas sebagai pencipta istilah kata 'globalisasi' melalui artikelnya yang berjudul "Globalization of Markets". Artikel ini terbit di Harvard Business Review edisi Mei–Juni 1983. Namun, kata 'globalisasi' sebelumnya sudah banyak digunakan (setidaknya sejak 1944) dan dipakai oleh beberapa pengamat sejak 1981. Levitt bisa dianggap sebagai orang yang memopulerkan kata ini dan memperkenalkannya ke kalangan pebisnis utama pada paruh akhir 1980-an. Sejak dirumuskan, konsep globalisasi telah menginspirasi sejumlah definisi dan interpretasi, mulai dari cakupan perdagangan dan imperium besar di Asia dan Samudra India pada abad ke-15 sampai seterusnya. Karena konsep ini begitu rumit, banyak proyek penelitian, artikel, dan diskusi yang tetap berfokus pada aspek tunggal globalisasi.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Globalisasi
a. Faktor Ekstern
Faktor Ekstern munculnya globalisasi berasal dari luar negeri dan perkembangan dunia. Faktor tersebut sebagai berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
2. Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.
3. Adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas.
4. Modernisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau meniru hal yang sama.
5. Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia sedikit banyak memberi inspiransi bagi munculnya tuntutan tranparansi dan globalisasi di sebuah negara.
6. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.
7. Perkembangan HAM.
b. Faktor Intern
Faktor intern munculnya globalisasi berasal dalam negeri. Berikut faktor-faktor intern tersebut.
1. Ketergantungan sebuah negara terhadap negara-negara lain di dunia.
2. Kebebasan pers.
3. Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan.
4. Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga awadaya masyarakat.
5. Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat.

2.3 Dampak Positif Globalisasi Pada Generasi Muda Dalam Bidang Sosial Budaya
Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan.  Namun tentunya masih ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya. 
a.       Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup,  pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju. 
b.      Meningkatkan etos kerja generasi muda yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
c.       Globalisasi dapat menyadarkan berbagai macam kalangan didalam masyarakat untuk senantiasa menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) yang dimiliki setiap orang.
d.      Globalisasi membuat setiap generasi muda khususnya pelajar yang berkompeten berhak untuk belajar diluar negeri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas keilmuannya dalam suatu bidang.
e.       Globalisasi menciptakan rasa solidaritas sosial yang cukup tinggi bagi generasi muda antar bangsa-bangsa didunia ini sehingga dapat menciptakan perdamaian dan keamanan didunia ini.
  1. Globalisasi dapat menumbuhkan rasa dan sikap kosmopolitan dan saling toleransi sehingga bisa saling menghargai dan menghormati antar bangsa-bangsa sedunia.
  2. Globalisasi yang terjadi saat ini dapat memacu diri kita dan orang lain untuk meningkatkan kualitas diri, salah satunya dengan mengenyam pendidikan luar negeri.
  3. Berkembangnya ilmu Pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

2.4 Dampak Negatif Globalisasi Pada Generasi Muda Dalam Bidang Sosial Budaya

Masuknya Budaya Barat Bagi Bangsa Indonesia , adalah  dapat menyebabkan:
a. Akulturasi 
Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi  pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi. Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat. Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika - Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai  dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam  bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam “Cipika - Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis. Aculturasi juga ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan, apalagi dilakukan oleh para generasi muda. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.

b. Sikap Meniru
1.        Cara berpakaian Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam  berpakaian. oleh karena tren pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka gaya/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah bagi kalangan generasi muda. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia sangat bertentangan dengan budaya dan adat, apa lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini sangat  bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
2.        Meniru perilaku yang buruk Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antar pelajar dan adegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi  belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu tidak ada yang namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.
3.        Meniru Idola Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/aktor atau penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian para aktris/aktor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat  bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang  bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
Kemajuan IPTEK adalah dampak  positif dari globalisasi dalam bidang Teknologi, namun ini sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya melahirkan gaya hidup yang :
1.        Individualistis
       Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa  bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat merusak karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya. Pada generasi muda kasus ini juga terjadi , generasi muda lebih senang bersosialisasi dengan menggunakan gadgetnya dan melalui dunia maya. Hal ini tentu akan menimbulkan sifat individualitas nantinya.

2.        Pragmatisme
       Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri. Padahal menolong tanpa pamrih adalah  pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong dalam hal-hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dirinya saja. Pada generasi muda sifat saling tolong menolong pun memudar dan muncul sifat apatis dalam kehidupannya.
3.        Materialisme
       Materialsme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan kekayaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. Materialisme adalah kecenderungan untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai intelektual. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra dimana agama mengatakan ada entitas selain entitas material yaitu roh, jin, setan dan malaikat, serta meyakini adanya tuhan (Allah).
4.        Hedonisme
       Hedonisme adalah pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta  pora, dan berfoya-foya merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. Jelas jika sifat hedonisme muncul dikalangan muda kita tentu membuat masa depan bangsa ini suram, dengan berfoya foya itu berarti kita menghamburkan uang hanya demi kesenangan tersendiri. 

5.        Konsumerisme
       Konsumerisme merupakan paham dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian  barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. 




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dengan adanya globalisasi selain menimbulkan dampak positif dengan semakin mudahnya dalam mengakses jaringan internet, jalannya perdagangan internasional,dll. Globalisasi juga menimbulkan permasalahan yaitu tergerusnya nilai sosial budaya yang berlaku di masyarakat, khususnya kalangan muda. Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena nilai sosial budaya mencerminkan kebudayaan Indonesia sendiri. Kita sebagai generasi muda harus menjadi penggerak untuk tidak terjerumus kedalam dampak negatif dari globalisasi di bidang sosial budaya. Kita sebagai generasi muda bisa melakukannya dengan tetap saling bersosialisasi secara musyawarah, tidak bersifat materialisme ,hedonisme ,konsumerisme, dan selalu membuat sesuatu yang baru dengan kreativitas yang kita miliki. Dengan senantiasa melakukan hal positif tentunya kita akan tetap berpegang pada sosial budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

3.2 Saran
            Generasi muda seharusnya mampu menyaring mana hal baik dan buruk dari adanya globalisasi. Banyak hal yang bisa diperoleh dan dilakukan generasi muda agar menjadi SDM yang lebih baik karena di zaman globalisasi sudah terdapat fasilitas teknolodi dan internet yang seharusnya mampu membantu kita dalam memperoleh ilmu dan mengaplikasikannya kedalam diri. Dengan memulai pada diri sendiri dan mengajak orang yang berada disekeliling kita, maka kita sudah menjadi penggerak demi menghindari dampak negatif dari globalisasi secara bersama.


Daftar pustaka

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Kayu sebagai Bahan Konstruksi

MENGHILANGKAN GARIS TITIK TITIK PADA MICROSOFT OFFICE WORD 2013

GAMBAR SIMBOL SIMBOL BAHAN BANGUNAN